Ketegangan kembali muncul antara lembaga KPK dan Polri, menyusul upaya penangkapan penyidik Polda
Bengkulu atas Kompol Novel Baswedan.Drama apalagi yang tengah melanda KPK? Kriminalisasikah?Rupanya, tantangan pemberantasan korupsi memang teramat besar. KPK
ternyata tak hanya harus adu pintar dengan para koruptor yang berupaya
sembunyi agar tak kena jerat hukum. Tapi juga harus menghadapi upaya
dari mereka yang menyerang KPK. Sasarannya juga tak hanya institusi,
tapi juga terhadap petugas KPK.
Sekarang, kita menyaksikan dengan jelas serangkaian upaya melemahkan
KPK. Mulai usulan merevisi UU KPK yang bisa melemahkan "taring" dan
"cakar" KPK, hingga kriminalisasi. Seperti yang terjadi pada Candra
Hamzah dan Bibit S Riyanto, dan sekarang terhadap penyidik KPK, Novel
Baswedan.
Harapan masyarakat kepada KPK memang telanjur melambung. Ini karena
korupsi yang sudah parah, sulit disembuhkan. Semakin akut karena penegak
hukum ikut terlibat kasus yang seharusnya mereka berantas.
Harapan berlebih kini berubah jadi tuntutan. KPK menanggung beban
yang sepertinya hanya bisa ditanggung malaikat. Terutama kalau sudah
muncul ungkapan "bagaimana membersihkan korupsi kalau sapunya (KPK)
masih kotor?".
Ini ungkapan yang logis. Tapi bagi saya tidak realistis. Sampai kapan
kita mendapat manusia sebersih malaikat untuk layak jadi anggota KPK?
Justru saya berpendapat tidak masalah kalau terjadi "maling
memberantas maling". Biarkan saja. Dukung saja saja maling yang satu agar ia leluasa menangkap maling yang lain. Saya tidak mengatakan kalau
anggota KPK sekarang itu koruptor atau penjahat. Saya tidak punya bukti. Kenal saja
tidak. Saya bukan pihak berwenang memvonis seseorang bersalah. Saya juga tidak mengatakan, kalau upaya merevisi UU KPK dan upaya
hukum terhadap anggota KPK disponsori koruptor. Saya tidak berkompeten.
Ini hanya tentang logika yang sederhana saja.
Saya yakin, yang kita inginkan adalah FUNGSI lembaga yang berjalan.
Bukan tanpa cacatnya para petugas KPK. Hemat saya yang merasa ingin Indonesia bersih, jangan mencari dulu
kesalahan petugas KPK itu. Kecuali tertangkap tangan, barangkali. Kita dukung anggota KPK yang bukan malaikat itu bekerja maksimal.
Menangkap sebanyak mungkin koruptor. Lalu jatuhkan hukum yang berat yang
berdampak efek jera dan mencegah yang lain berbuat koruptif. Saya yakin, dengan dukungan dan pengawasan masyarakat, fungsi KPK
bisa berjalan optimal. Akan banyak koruptor masuk penjara. Orangpun akan
berfikir 1000 kali untuk korupsi. Apalagi hukuman mati bisa diterapkan.
Kesimpuannya, secara kuantitatif, melemahkan KPK hanya akan
melenggengkan korupsi karena para pelakunya masih bisa menjarah uang
rakyat.
Jadi, walaupun belum ideal, jangan lemahkan KPK, jangan recoki, jangan kriminalisasi! dukung mereka bekerja maksimal!
Karawang, 6 Oktober 2010
No comments:
Post a Comment